Cagar alam adalah
kawasan suaka alam karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan
tumbuhan, satwa, dan
ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan
perkembangannya berlangsung secara
alami (UU No. 5 Tahung 1990).
Salah satu Cagar Alam yang cukup
terkenal dan legendaris adalah Cagar Alam Kepulauan Krakatau yang terletak di
Provinsi Lampung. Tentu saja selain
sejarahnya, Kepualauan Krakatau juga memiliki pemandangan yang indah sekaligus
sebagai sarana pendidikan yang menarik untuk dikaji.
Sebagai traveler, penulis juga ingin mencoba
berbagi pengalaman mengenai perjalanan ke Cagar Alam yang sangat eksotis
ini. Langsung saja, perjalan ke Cagar Alam
ini dimulai dari Kota Bandar Lampung menuju Kalianda, Lampung Selatan. Penulis
menuju kalianda malam hari karena penulis ingin menuju lokasi pada pagi
hari. Setelah sampai di kalianda,
penulis langsung menuju Pantai Canti (20-30 menit dari Kalianda) dan menginap di
desa tersebut.
Pagi buta kami berangkat menuju Anak Krakatau
sekitar pukul 3.00 pagi karena penulis ingin melihat sunrise di Gunung Anak Krakatau.
Perjalanan menuju lokasi membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam dari
Pantai Canti. Kami menyewa perahu
masyarakat setempat dengan nominal Rp. 3 jutaan untuk kapasitas maksimal 25
orang selama sehari penuh (Harga sebelum kenaikan BBM). Dalam perjalanan kita akan melewati beberapa
pulau seperti Pulau Sebuku dan Pulau Sebesi.
Pulau Sebuku belum berpenghuni, sedangkan Pulau Sebesi sudah berpenghuni
dan kita bisa mampir ke Sebesi jika ingin snorkeling
ataupun belajar transplantasi terumbu karang. Namun karena ingin mengejar sunrise kami tidak sempat mampir dahulu
di pulau tersebut.
Sampai di Cagar
Alam Krakatau kami langsung disugukan oleh pantai hitam khas gunung
berapi. Sesampainya di lokasi kami
langsung mendaki Gunung Anak Krakatau (kurang lebih 30-40 menit tergantung
kemampuan individu). Sebagai gambaran,
Pulau Anak Krakatau merupakan pulau kecil yang baru muncul pada tanggal 12
Agustus 1930 ditengah-tengah kaldera lama.
Sejak kemunculannya sampai tahun
1932 telah mulai muncul tumbuhan pioneer dan seedling beberapa spesies tipe pantai tetapi semuanya musnah pada
letusan besar pada tahun 1933. Satwa
burung yang dijumpai di Pulau Anak Krakatau seperti Centropus bengalensis, Coprimolgus offnis, Falco severus, Lalage nigra,
Tecrycotera relitea, Plegadis sp., Nectarina sp. dan sebagainya (BKSDA
Lampung, 2006). Oya satu lagi, Gunung Anak Krakatau tidak terlalu tinggi kok
cuma 200-250 mdpl, so semua bisa naik gunung ini, tapi tetep hati-hati kalau
bisa pakai sandal atau sepatu yang cukup tinggi karena mayoritas daratan adalah
pasir, terlebih di puncaknya.
Pemandangan di
atas gunung sangat bagus sob, semua pulau yang mengelilingi Anak Krakatau
terlihat seperti Pulau Sertung, Pulau Panjang, dan Pulau Rakata. Ya sangat
cocok bagi yang suka melihat sunrise
dan hunting foto pokoknya. Selesai
dengan pemandangannya kami turun lagi dan sarapan di pantai sambil ditemani
biawak-biawak Pulau Anak Krakatau (banyak biawak disana sob, ukurannya pun
cukup besar-besar). Sepengetahuan
penulis belum ada penelitian tuh sob mengenai biawak yang ada di Anak Krakatau
apa endemik atau dari pulau lain, ada yang berminat?
Mulai menjelang
siang kami mulai berangkat menuju lokasi yang ke 2 yaitu di Legon Cabe untuk snorkeling, ini merupakan spot yang
sangat bagus dan andalan di lokasi tersebut. Jika para Traveler punya alat snorkel bisa dibawa atau menyewa di Pulau
Sebesi juga tersedia. Banyak ikan lucu serta karang-karang yang indah yang bisa
teman-teman jumpai di spot ini dan dijamin tidak akan menyesal deh. Sore
menjelang kami harus mengakhiri petualangan hari itu dan pulang ke Kota Bandar
Lampung.
Catatan :
1. Untuk perizinan
masuk ke kawasan konservasi Cagar Alam Kepulauan Krakatau, teman-teman bisa
langsung ke BKSDA Lampung yang berada di dekat Bunderan Rajabasa Bandar
Lampung, dan surat izin dibawa ketika memasuki kawasan cagar alam.
2. Untuk penyewaan
kapal sudah dipesan beberapa hari sebelumnya, biaya termahal ada di penyewaan
kapal, so ajak teman-teman yang lain sampai kuota kapal maksimal terpenuhi dan
biaya menjadi lebih ringan.
3. Jangan buang
sampah sembarangan dilokasi cagar alam, karena kondisi keaslian cagar alam
harus tetap dijaga.
4. Untuk
teman-teman dari Jakarta dapat menuju ke lokasi Cagar Alam melalui pantai Anyer
atau Carita dengan menyewa kapal masyarakat setempat.
5.
Perencanaan perjalanan yang matang akan membuat
kita nyaman ber-traveling.
Selamat Berwisata.
jika ingin bertanya boleh kirim email atau coment ya sob.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar