Forester dan Traveler dengan sejuta mimpinya

Forester dan Traveler dengan sejuta mimpinya
Alam ini sangat indah ya Allah, bantu kami menjaganya

Rabu, 02 Oktober 2013

Teknik Bertahan Hidup (Survival) di Alam Bebas


 Orang-orang yang senang berpetualang, baik di gunung, di hutan, atau di tempat-tempat lain, harus selalu sadar akan resiko yang ada pada kegiatan tersebut. Pengetahuan dan pemahaman akan resiko yang mungkin didapat merupakan suatu faktor yang esensial dalam persiapan dan pelaksanaan kegiatan di alam terbuka. Resiko apa saja yang mungkin muncul, berkaitan dengan bahaya-bahaya yang terkandung dalam pelaksanaan kegiatan.

Secara umum, sumber bahaya dapat berasal dari diri kita sendiri (subjective danger) dan yang berasal dari lingkungan (objective danger). Subjective danger misalnya keteledoran, persiapan yang asal-asalan, pengetahuan yang minim dan lain-lain. Karena sifatnya yang demikian, maka subjective danger ini berada di bawah penguasaan atau masih dapat kita kontrol. Objective danger merupakan bahaya yang mengancam dari luar diri kita, yang timbul dari lingkungan, misalnya gempa bumi, banjir, binatang buas, dan lainnya.
Bahaya di atas merupakan pengertian yang relatif sifatnya. Ada yang merupakan bahaya bagi orang tertentu tetapi sebaliknya menjadi hal yang menyenangkan bagi orang lain. Konkritnya, bagi pecinta alam yang yang menguasai dengan baik teknik-teknik dasar hidup di alam bebas merupakan hal yang menyenangkan. Tidak demikian bagi orang-orang awam, mungkin kegiatan-kegiatan di alam bebas dianggap dapat mencelakakan mereka.
Akan tetapi, bagaimanapun siapnya kita dalam menghadapi berbagai resiko, suatu waktu mungkin kita terpaksa menghadapi situasi kritis yang tidak diinginkan. Situasi seperti itu merupakan hal yang tidak terduga. Tersesat beberapa hari sementara bekal makanan sudah semakin menipis atau tenggelam dan kita terapung-apung di tengah-tengah lautan. Kondisi-kondisi kritis/marjinal seperti itu dapat kita golongkan sebagai kondisi survival.

Banyak versi tentang pengertian survival. Survival berasal dari bahasa Inggris survive atau to survive yang artinya bertahan hidup. Yang dimaksud disini adalah kemampuan untuk dapat bertahan hidup dari keadaan yang kurang menguntungkan sampai terjalin komunikasi dengan pihak luar. Survival dapat juga diartikan sebagai upaya untuk mempertahankan hidup dan keluar dari keadaan yang sulit atau kritis. Dalam arti yang sempit, survival digunakan dalam kaitan dengan keadaan-keadaan darurat yang terjadi karena terisolasinya seseorang atau sekelompok orang (disebut sebagai SURVIVOR) akibat suatu musibah atau kecelakaan. Keadaan tersebut antara lain tersesat di hutan, terdampar di pulau atau pesawat yang terjatuh disuatu tempat asing. Akibatnya survivor mengalami kesulitan berkomunikasi dengan masyarakat luas dan dengan demikian sukar mendapatkan bantuan atau pertolongan yang diperlukan.
Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, menurut versi pencinta alam adalah :

      S    :           Sadarilah situasimu
      U   :           Untung,malang tergantung ketenanganmu
      R   :           Rasa takut dan putus asa hilangkan
      V   :           Vakum, tenang dan tetap berfikir
      I     :           Ingatlah dimana kamu berada
      V   :           Vival, hargailah hidupmu
      A   :           Adaptasilah pada lingkungan setempat
      L   :           Latihlah dan belajarlah selalu

Selain itu, bagi penggiat alam bebas terbuka huruf – huruf dalam kata survival merupakan beberapa tindakan yang bisa dan mesti dilakukan dijabarkan sebagai berikut  :
S : Size Up the Situation
Kita harus menyadari bahwa kita berada dalam keadaan yang tidak menentu.
U : Undue Haste Make Waste
Kita harus memikirkan tindakan demi tindakan yang akan kita lakukan, karena tindakan yang terburu-buru cenderung sia-sia
R : Remember Where You Are
Semakin kita memahami daerah tersebut, kemungkinan keluar dari kondisi ini akan lebih terbuka
V : Vanquish Fear and Panic
Kita harus bisa menguasai rasa takut dan panik, karena itu akan membuat mental kita cepat labil
I : Improvises
Kita harus bisa berimprovisasi, seperti ponco/flysheet dapat dijadikan bivak untuk berlindung, sebuah pembuka kaleng kornet dapat dijadikan mata kail
V : Value Living
Inilah yang terpenting, kita harus terus menumbuhkan dan menjaga semangat “Harus Hidup dan “Harus Hidup”
A : Act Like The Native
Mencoba memahami, menghormati perilaku dan kebutuhan penduduk sekitar.
L : Learn The Basic Skill
Belajar dan melatih pengetahuan dan tehnik survival, akan membuat kita lebih siap bila kita menghadapi kondisi survival ini.


Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival ini, agar dapat membantu anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah "STOP" yang artinya :
S    :           Stop/siting, berhenti dan istirahatlah kalau perlu sambil duduk. Usahakan   menenangkan pikiran dan JANGAN PANIK!.

T   :           Thinking, gunakan akal sehat dan selalu sadar akan keadaan yang sedang dihadapi.

      O   :           Observe, amati keadaan sekitar, tentukan arah, manfaatkan alat-alat yang ada dan hindari hal-hal yang tidak perlu.

P    :           Planning, buat rencana untuk mengatasi masalah. Jangan lupa pikirkan konsekuensinya bila sudah memutuskan apa yang akan dilakukan

Pedoman Memilih Jalan
Berjalan di hutan-hutan pegunungan memiliki kiat yang tersendiri. Sedapat mungkin berjalan di punggung gunung. Pilihan ini memungkin untuk melakukan orientasi medan lebih mudah dari pada kita berjalan di lembah. Di bagian-bagian tertentu punggungan biasanya ada celah terbuka yang memungkin untuk memperkirakan arah dan posisi survivor. Lagi pula ada kebiasaan orang utas (perambah hutan) untuk membuat jalan di punggung gunung. Bila menemukan jalan setapak ikutah jalan tersebut. Hampir dapat dipastikan akan menemukan pemukiman orang.

Kedua adalah berjalan di dekat batang air atau sungai. Untuk hutan-hutan dataran rendah, berjalan didekat sungai memungkinkan untuk bertemu dengan jalan setapak seperti diatas. Jalan-jalan ini biasanya berpangkal di kelokan sungai atau didekat hulu-hulu sungai di bagian yang landai merupakan lekuk pendaratan bagi perambah hutan. Dengan mengikuti jalur sungai ada beberapa keuntungan yang dapat diraih. Yang jelas survivor tidak perlu khawatir kehabisan air dan bahan makanan. Ikan, reptil, dan bahkan mamalia kecil banyak bersarang didekat tepi sungai. Keuntungan yang lain adalah umumnya pemukiman orang dibuat di dekat atau di tepi sungai, sehingga peluang untuk bertemu manusia lebih besar.

Yang perlu diperhatikan dalam berjalan di tepi sungai adalah bahaya yang berasal dari binatang buas dan datangnya banjir secara tiba-tiba. Demikian pula berjalan mengikuti jalur air / sungai tidak dianjurkan karena khawatir terjebak dalam lembah sungai yang curam dan atau bertemu dengan tebing air terjun yang tak terlewati.

Orientasi medan dapat dilakukan siang dan malam hari, namun berjalan hanya boleh dilakukan di siang hari. Khususnya dipegunungan, orientasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan punggung atau puncak tebing yang terbuka, pohon yang mungkin dipanjat atau pandangan dari celah-celah lembah sungai. Dimalam hari orientasi dapat dilakukan dengan bantuan cahaya lampu-lampu dari pemukiman. Meskipun nampak dekat, berjalan dimalam hari sama sekali tidak dianjurkan. Bahaya tersesat, terjebak atau terjatuh dalam jurang atau serangan binatang liar amat besar kemungkinannya.

Setiap kali berpindah tempat, usahakan untuk selalu meninggalkan jejak yang jelas. Torehan di batang pohon, bekas-bekas tebasan semak belukar, dedaunan yang dipatahkan atau diletakkan dengan posisi tertentu. Jejak yang dibuat amat bermanfaat untuk apabila survivior menemui jalan buntu dan ingin merunut kembali jalan semula. Selain itu jejak ini juga bermanfaat bagi tim pencari untuk menelusuri arah yang ditempuh survivor.

Dalam mencari jalan keluar perhatikan kondisi pikiran maupun fisik yang ada. Apabila sudah buntu / belum menemukan jalan keluar maka kita jangan memaksakan diri untuk terus berjalan. Dengan pertimbangan yang matang maka lebih baik kita bertahan disuatu tempat yang sekiranya aman. Untuk dapat bertahan hidup di tempat tersebut dalam beberapa waktu maka pengetahuan tentang survival mutlak harus di kuasai.

Dalam survival individu atau sendiri, akan mengundang rasa kesepian dan bosan selain rasa takut dan panik. Kesepian dan bosan adalah masalah besar yang harus segera diatasi dan dihindarkan. Karena hal tersebut akan dapat membuat perasaan tertekan yang bisa menghilangkan semangat dan keinginan untuk hidup. Kesepian dan bosan hanya bisa ada dalam suatu lamunan yang disetujui oleh tindakan dan pikiran. Untuk mengatasinya selalu bekerjalah untuk hal yang perlu dikerjakan akan bisa menghindari rasa sepi dan bosan.

Survival kelompok lebih baik dari pada survival sendiri, tersedianya banyak tenaga untuk melakukan pekerjaan dan adanya teman untuk berkomunikasi yang dapat menghilangkan rasa sepi dan bosan. Namun, setiap orang tidak akan sama dalam menghadapi sesuatu yang dihadapinya. Dalam keadaan ini kecenderungan orang akan bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri dengan mengabaikan kepentingan bersama. Untuk menjaga hal tersebut, dan kebersamaan tetap terkontrol maka sebaiknya dipilih seorang pemimpin untuk mengkoordinasikan  setiap anggota kelompok.
Tugas dari pemimpin dalam survival ini adalah :
-     Menyusun rencana yang melibatkan seluruh anggota dan keselamatan    menjadi milik bersama     
-     Lakukan pembagian tugas pekerjaan kepada setiap anggota. Sesuaikan                 tugas dengan kondisi tiap anggota. Dengan pembagian tugas, pekerjaan akan cepat diselesaikan dan membina rasa kebersamaan.
-     Kembangkan rasa kebersamaan dan kepercayaan di dalam kelompok.
Berdasarkan jenis medannya, Survival dapat dikategorikan menjadi 4 bagian:
1. Survival di hutan (Jungle Survival)
2. Survival di laut (Sea Survival)
3. Survival di padang pasir (Desert Survival)
4. Survival di dareah kutub (Antartic Survival)
Jika dilihat dari kondisi alam di Indonesia, maka pengetahuan akan survival ini harus juga kita sesuaikan dengan iklim tropis yang ada di negara kita. Di Indonesia daerah yang di temui adalah kondisi hutan belantara, rawa, sungai, padang ilalang, gunung berapi, dan lain sebagainya
Mengapa Ada Survival
Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan    yang    dihadapi.
Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain :
  • Keadaan alam (cuaca dan medan)
  • Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan)
  • Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)
Banyaknya kesulitan-kesulitan biasanya timbul akibat
kesalahan-kesalahan kita sendir
Kebutuhan Seorang SURVIVOR

Kehidupan merupakan salah satu karunia Tuhan yang paling berharga. Dan hidup manusia amat berharga dari detik ke detik, tak peduli apakah orang itu jelek ataupun baik kelakuannya. Karena itu mempertahankan hidup merupakan kewajiban bagi setiap manusia. Batas kemampuan manusia dalam berusaha adalah ”PINGSAN ATAU MATI” sebelum itu terjadi pantang bagi kita untuk putus asa. Sebelum ajal berpantang untuk mati.
Berhasil atau tidaknya keluar dari keadaan tidak menentu ini, semua tergantung pada diri kita sendiri. Awal dari keberhasilan kita adalah menanamkan atau menumbuhkan dari semangat “HARUS HIDUP”. Tanpa semangat itu, kecil kemungkinan dapat keluar dari keadaan ini. Setelah mendapatkan semangat “HARUS HIDUP” maka kebutuhan yang harus dimiliki seorang survivor adalah :

1.   Sikap mental
Yang mendukung survival diantaranya ; semangat, percaya diri, akal sehat, disiplin dan rencana kegiatan yang matang, serta kemampuan belajar dari pengalaman
   2.   Pengetahuan
Terutama pengetahuan yang berhubungan dengan tehnik survival yaitu ; cara membuat tempat perlindungan (bivak), pengetahuan cara memperoleh air dan makanan, membuat api, orientasi medan dan lain-lain.

a.            Membuat Bivak (Shelter)
Tujuan : untuk melindungi dari angin, panas, hujan, dingin, binatang dll.
Jenis-jenis Shelter :
 .       Shelter asli alam
Gua : Bukan tempat persembunyian binatang
                  Tidak ada gas beracun
                  Tidak mudah longsor
b.      Shelter buatan dari alam
Di hutan kadang kita menemukan pohon yang berlubang ataupun pohon besar yang tumbang. Kita bisa menggunakan itu sebagai shelter alam dengan menambah beberapa bagian agar kita merasa nyaman. Improvisasi dibutuhkan disini. Misalkan, kita bisa memasang ponco atau flysheet sebagai atapnya. Dan juga melengkapi dengan mencari dan menyiapkan kayu bakar untuk api pada saat malam hari selain makanan         tentunya.
c.       Shelter buatan
Ponco selain berguna sebagai perlengkapan pada saat hujan, bisa juga sebagai shelter atau sering disebut dengan bivak. Ponco ada bemacam-macam. Ada ponco yang telah biasa kita lihat dan gunakan dengan berbagai macam tingkat ketebalan. Dan ada juga yang digunakan oleh militer, bentuknya lebih besar dibandingkan dengan ponco yang biasa kita gunakan.
 
Syarat Shelter   
        • Hindari daerah aliran air
        • Di atas shelter tidak ada dahan pohon mati/rapuh
        • Bukan sarang nyamuk/serangga
        • Bahan kuat
        • Tempatnya cukup datar
        • Hindari dari jalur lewat satwa
        • Dekat dengan aliran air
        • Jangan terlalu merusak alam sekitar
        • Terlindung langsung dari angin
 b.    Cara Memperoleh Air
Sangat diperlukan untuk setiap aspek kehidupan dan merupakan prioritas dalam survival. Jika kita kekurangan air dapat mengakibatkan dehidrasi (tubuh kekurangan cairan). Dehidrasi ini terjadi karena adanya proses penguapan dari tubuh. Keadaan dehidrasi yang berlebihan dapat juga menimbulkan kematian. Dari data statistik diperoleh; bila seseorang tidak mendapatkan air sama sekali hanya dapat bertahan hidup 3 - 5 hari saja, sebaliknya Seseorang dalam keadaan normal dan sehat dapat bertahan sekitar20-30 hari. Cara mengatasinya ialah kita harus minum cukup (sekitar 2 liter/hari). Bila kemudian persediaan air habis, maka kita harus mampu mencarinya.
Klasifikasi air dalam survival dapat kita bagi atas:
1.     Air yang dapat diminum langsung. syaratnya tidak berwarna dan tidak berbau. Contohnya adalah air dari mata air. sungai. danau. hujan. Jika tidak diperoleh sumber air. dapat dicari dari tumbuhan yang mengandung air dan tidak beracun. Potong setinggi mungkin lalu potong pada bagian dekat tanah, air yang menetes dapat langsung ditampung atau diteteskan ke dalam mulut
             Jenis tumbuhan yang mengandung air adalah :
a.  tumbuhan yang beruas-ruas. misalnya rotan.
b. tumbuhan yang merambat. misalnya lumut.
c.  tumbuhan khusus. misalnya kantung sernar,
2.   Jejak binatang menyusui juga menunjukkan lokasi mata air karena pada pagi dan sore hari binatang­-binatang pasti akan membutuhkan minum.
3.   Air yang tercemar dan membutuhkan proses yang rumit sehingga bias diminum Contohnya adalah air belerang air rawa dengan tingkat   keasaman tinggi air dari limbah pabrik dan sebagainya.
4.   Air yang tercemar tetapi dengan proses sederhana dapat diminum seperti: air yang tergenang. air berlumpur. air sungai besar. dan lainnya.
Air yang tidak perlu dimurnikan :
1.      Hujan
Tampung dengan ponco atau-daun yang lebar dan alirkan ke tempat penampungan
2.      Dari tanaman
Air yang terdapat pada bunga (kantung semar) dan lumut
 Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu :
1        Air sungai besar
2        Air sungai tergenang
3        Air yang didapatkan dengan menggali pasir di pantai (+ 5 meter dari batas pasang surut)
4        Air di daerah sungai yang kering, caranya dengan menggali   lubang di bawah batuan
5        Air dari batang pisang, caranya tebang batang pohon pisang, sehingga yang tersisa tinggal bawahnya lalu buat lubang maka air akan keluar, biasanya dapat keluar sampai 3 kali pengambilan
 c.            Membuat Api
Dalam suatu keadaan darurat kita akan membutuhkan api untuk perapian agar suhu badan kita tetap stabil serta sebagai syarat apabila kita ingin memasak atau merebus air agar bebas dari bakteri. Apabila kita membuat perapian hendaklah jangan terlalu besar agar mudah terkendali. Singkirkan dedaunan serta rumput kering untuk menghindari resiko kebakaran. Untuk mendapatkan panas yang baik serta melindungi api dari tiupan angin. Buatlah berhadapan dengan bebatuan ataupun pohon agar dapat memberikan panas secara langsung.
1.      Dengan lensa / Kaca pembesar
Fokuskan sinar pada satu titik dimana diletakkan bahan yang mudah terbakar.
2.      Gesekan kayu dengan kayu.
Cara ini adalah cara yang paling susah, caranya dengan menggesek-gesekkan dua buah batang kayu sehingga panas dan kemudian dekatkan bahan penyala, sehingga terbakar
3.      Busur dan gurdi
Buatlah busur yang kuat dengan mempergunakan tali sepatu atau parasut, gurdikan kayu keras pada kayu lain sehingga terlihat asap dan sediakan bahan penyala agar mudah tebakar. Bahan penyala yang baik adalah kawul terdapat pada dasar kelapa, atau daun aren
 d.            Makanan
Salah satu penunjang bagi perlindungan tubuh yang berasal dari dalam adalah makanan. yang dibutuhkan untuk menambah kalori, memberikan tenaga pada otot. dan mengganti sel-sel atau jaringan-jaringan yang rusak. Sumber makanan dapat kita peroleh dari tumbuhan dan binatang di daerah sekitar kita.

Botani praktis yang perlu diperhatikan dalam keadaan darurat untuk memakan tumbuhan yang tidak umum, sebaiknya memakan tidak hanya satu jenis tumbuhan saja. Dalam pemanfaatan sebagai bahan makanan ada beberapa cara yang digunakan, yaitu:
-                Tumbuhan yang dapat dimakan langsung, biasanya Tumbuhan yang dimanfaatkan pada bagian buah serta daun atau pucuk. Contoh : Rasamala, gelagah, sintrong, bunut, putat dan lain-lain.
-                      Tumbuhan yang harus dimasak terlebih dahulu, Biasanya dimasak dengan cara direbus, dibakar atau digoreng. Contoh: Pucuk puring, umbut palem-paleman rotan, buah saninten, pasang, umbi talas dan lain- lain
-                      Tumbuhan yang harus diolah lalu dimasak. Biasanya dilakukan pengolahan terlebih dahulu seperti perendaman selama berhari-hari atau diberi campuran bahan penetral sebelum dimasak, atau dalam memasaknya harus sering mengganti air, karena apabila dimakan langsung dapat mengakibatkan gatal atau memabukan. Contoh : Umbi Acung, Suweg, gadung dll.
Pada dasarnya tumbuhan yang dimakan hewan dapat dimakan manusia. Namun dalam memanfaatkan tumbuhan hati-hati terhadap tumbuhan beracun, untuk itu perlu dilakukan tes apakah bisa dimakan atau tidak. Ambil sebagian tumbuhan tidak bergetah yang ingin dimanfaatkan coba patahkan kemudian oleskan ke kulit tunggu beberapa menit, apabila tidak terasa reaksi seperti gatal / panas, diulangi dengan menggunakan lidah apabila tidak ada reaksi juga berarti dapat dimakan.

                        Patokan memilih makanan :
ü  Makanan yang di makan kera juga bisa di makan manusia
ü  Hati-hatilah pada tanaman dan buah yang berwarna mencolok
ü  Hindari makanan yang mengeluarakan getah putih, seperti sabun kecuali sawo
ü  Tanaman yang akan dimakan di coba dulu dioleskan pada tangan-lengan-bibir-lidah, tunggu sesaat. Apabila aman bisa dimakan
ü  Hindari makanan yang terlalu pahit atau asam

Tumbuhan yang dapat dimakan
Dari batangnya :
Ø  Batang pohon pisang (putihnya)
Ø  Bambu yang masih muda (rebung)
Ø  Pakis dalamnya berwarna putih
Ø  Sagu dalamnya berwarna putih
Ø  Tebu
Dari daunnya :

·         Selada air
·         Rasamala (yang masih muda)
·         Daun mlinjo
·         Singkong

Akar dan umbinya :
·         Ubi jalar, talas, singkong
                        Buahnya :
·         Arbei, asam jawa, juwet
Tumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya :
·         Jamur merang, jamur kayu

Ciri-ciri jamur beracun :
§      Mempunyai warna mencolok
§      Baunya tidak sedap
§      Bila dimasukkan ke dalam nasi, nasinya menjadi kuning
§      Sendok menjadi hitam bila dimasukkan ke dalam masakan
§      Bila diraba mudah hancur
§      Punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya
§      Tumbuh dari kotoran hewan
§      Mengeluarkan getah putih
Binatang yang bisa dimakan
Ø  Belalang
Ø  Jangkrik
Ø  Tempayak putih (gendon)
Ø  Cacing
Ø  Jenis burung
Ø  Laron
Ø  Lebah , larva, madu
Ø  Siput
Ø  Kadal : bagian belakang dan ekor
Ø  Katak hijau
Ø  Ular : 1/3 bagian tubuh tengahnya
Ø  Binatang besar lainnya

Binatang yang tidak bisa dimakan
·         Mengandung bisa : lipan dan kalajengking
·         Mengandung racun : penyu laut
·         Mengandung bau yang khas : sigung

e.            Mengatasi Gangguan Binatang
a)  Nyamuk
§  Obat nyamuk, autan, dll
§  Bunga kluwih dibakar
§  Gombal dan minyak tanah dibakar kemudian dimatikan sehingga asapnya bisa mengusir nyamuk
§  Gosokkan sedikit garam pada bekas gigitan nyamuk
                        b)  Laron
·         Mengusir laron yang terlalu banyak dengan cabe yang digantungkan
                        c)  Lebah
                             Apabila disengat lebah :
·         Oleskan air bawang merah pada luka berkali-kali
·         Tempelkan tanah basah/liat di atas luka
·         Jangan dipijit-pijit
·         Tempelkan pecahan genting panas di atas luka
d)     Lintah
Apabila digigit lintah :
·         Teteskan air tembakau pada lintahnya
·         Taburkan garam di atas lintahnya
·         Teteskan sari jeruk mentah pada lintahnya
·         Taburkan abu rokok di atas lintahnya
                        e)  Semut
·         Gosokkan obat gosok pada luka gigitan
·         Letakkan cabe merah pada jalan semut
·         Letakkan sobekan daun sirih pada jalan semut
                        f)  Kalajengking dan lipan
·         Pijatlah daerah sekitar luka sampai racun keluar
·         Ikatlah tubuh di sebelah pangkal yang digigit
·         Tempelkan asam yang dilumatkan di atas luka
·         Bobokkan serbuk lada dan minyak goreng pada luka
·         Taburkan garam di sekeliling bivak untuk pencegahan
  
3.      Pengalaman dan Latihan
   Survival adalah seni dan perlu kreativitas untuk menjalaninya, semakin kreatif seseorang maka semakin besar peluang orang tersebut untuk tetap hidup bahkan bisa menolong nyawa orang lain. Oleh karena itu pengalaman dan latihan sangat menentukan keberhasilan.

4.      Peralatan atau Survival Kit
Biasakan SELALU membawa survival kit dalam setiap perjalanan. Karena dengan memiliki survival kit, satu set perlengkapan sudah dimiliki untuk keadaan darurat. Isi kotak survival kit diantaranya ; korek api kedap udara, lilin, kaca pembesar, cermin, jarum dan benang, kail dan senarnya, sol sepatu dan benangnya, kompas, senter kecil, dan obat-obatan.Bahaya tersebut karena :
-           Mengandung bisa/racun. Bukan berarti kita tidak memakan jenis  hewan   ini, akan tetapi perlu diperhatikan bahayanya bagi tubuh kita. Apabila unsur racun / bisa dalam tubuh binatang ini bisa kita hilangkan maka kita dapat mengkonsumsinya. Binatang yang berbahaya tersebut diantaranya adalah; Nyamuk malaria, semut api, tawon atau lebah, kelabang dan atau scorpio/kalajengking, pacet, harimau, buaya, ular, ikan lepu batu, ikan pari dan lain-lain.
-           Menyebarkan bau yang khas / busuk. Binatang tertentu tidak dapat dimakan karena mempunyai kelenjar bau yang menyebar secara khas (busuk). Ini dimunkinkan karena bau busuk tersebut berfungsi sebagai senjata untuk melindungi dari predator. Contoh binatang ini adalah tikus busuk atau   cecurut.

Satwa sebagai Sumber makanan :
>>     Molusca, contohnya siput dan kerang.
>>     Annelida,contohnya cacing tanah dan sondari (Pheretima sp)     
>>     Insecta, contohnya belalang (Palanga sp)
>>     Crustacea, contohnya udang dan kepiting
>>     Pisces, semua ikan dapat dimakan
                     >>        Reptilia, contohnya ular, kadal, cecak dan lain-lain.
>>        Mamalia, contohnya kelinci, rusa, tikus dan lain- lain.
>>        Aves, contohnya ayam hutan Gallus gallus
Untuk mempermudah mendapatkan satwa ini maka kita memerlukan peralatan atau membuat peralatan sebagai berikut :
1.      Tali, adakalanya dalam keadaan survival diperlukan tali untuk                                        sesuatu atau sebagai alat bantu dalam pejalanan, sedangkan tali buatan tidak tersedia dalam perlengkapan yang dibawa, untuk itu tali dapat dibuat dari sobekan kain, rotan, akar, bambu atau pilinan/anyaman serat tumbuhan.
2.      Pisau, dapat dibuat dengan menggunakan kulit luar bambu (sembilu), pecahan kaca, tulang binatang atau batuan yang diruncingkan
3.      Memancing, untuk tali dapat dibuat dari benang kain / pakaian atau serat tumbuhan, sedangkan mata kail dibuat dari peniti, kawat, duri, kayu atau tulang.
4.      Selain dengan peralatan mancing, mencari ikan dapat dilakukan dengan menuba, di daerah pedalaman dilakukan dengan menggunakan akar tuba sedangkan untuk daerah pantai dapat dilakukan dengan menggunakan buah Baringtonia yang ditumbuk dan ditebarkan ke perairan yang banyak mengandung ikan.
5.      Senjata, dalam keadaan survival terkadang kita memerlukan senjata untuk mempertahankan diri atau berburu binatang guna keperluan makan, ada beberapa cara diantaranya dengan memakai tongkat kayu, bambu runcing, tombak, boomerang, kapak atau panah yang kesemuanya dapat dibuat sendiri dari bahan yang tersedia.
6.      Jerat,/Jebakan dan Jaring. Selain menggunakan senjata, untuk menangkap khewan dalam kadaan survival, paling praktis adalah dengan membuat jerat hewan, jenis jerat bermacam macam tergantung jenis serta ukuran hewan yang akan ditangkap. Jebakan diatas dibuat dengan cara melobangi tanah, jenis mamalia kecil akan terjebak di dalam lobang karena berbentuk seperti leher botol, hati-hati dalam mengambil tangkapan karena bisa jadi yang masuk malah ular berbisa. Jerat yang aman dalam artian, hewan yang kena tidak akan mati karena jebakannya adalah dengan membuat jerat kaki, hewan yang menginjak jebakan akan terjerat kakinya.Untuk jenis burung atau dapat menggunakan jaring yang dipasang diantara dua pohon yang biasa dilalui burung. Burung yang terbang akan tersangkut di jaring sehingga mudah untuk ditangkap.

Langkah yang harus ditempuh bila saudara atau kelompok anda tersesat :
  • Mengkoordinasi anggota
  • Melakukan pertolongan pertama
  • Melihat kemampuan anggota
  • Mengadakan orientasi medan
  • Mengadakan penjatahan makanan
  • Membuat rencana dan pembagian tugas
  • Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia kuar
  • Membuat jejak dan perhatian
  • Mendapatkan pertolongan

Bahaya-bahaya dalam survival
Banyak sekali bahaya dalam survival yang akan kita hadapi, antara lain :
     1.  Ketegangan dan panik
    Pencegahan :  
·         Sering berlatih
·         Berpikir positif dan optimis
·         Persiapan fisik dan mental
      2.  Matahari / panas
Ø  Kelelahan panas
Ø  Kejang panas
Ø  Sengatan panas
            Keadaan yang menambah parahnya keadaan panas :
ü  Penyakit akut/kronis
ü  Baru sembuh dari penyakit
ü  Demam
ü  Baru memperoleh vaksinasi
ü  Kurang tidur
ü  Kelelahan
ü  Terlalu gemuk
ü  Penyakit kulit yang merata
ü  Pernah mengalami sengatan udara panas
ü  Minum alkohol
ü  Dehidrasi
                   Pencegahan keadaan panas :
? Aklimitasi
? Persedian air
? Mengurangi aktivitas
? Garam dapur
? Pakaian yang digunakan harus :
ÿ   Longgar
ÿ   Lengan panjang
ÿ   Celana pendek
ÿ   Kaos oblong
      3. Serangan penyakit
~  Demam
~  Disentri
~  Typus
~  Malaria
      4. Kemerosotan mental
      Gejala                 :     Lemah, lesu, kurang dapat berpikir dengan baik, histeris
                  Penyebab            :     Kejiwaan dan fisik lemah
                                                   Keadaan lingkungan mencekam
                  Pencegahan        :     Usahakan tenang
                                                   Banyak berlatih

     5. Bahaya binatang beracun dan berbisa
               Keracunan
                        Gejala           :  Pusing dan muntah, nyeri dan kejang perut,    kadang-  kadang mencret, kejang-kejang seluruh badan, bisa pingsan.
                        Penyebab     :   Makanan dan minuman beracun
                        Pencegahan  : Air garam di minum
                                                Minum air sabun mandi panas
                                                Minum teh pekat
                                                Di tohok anak tekaknya

     6. Keletihan amat sangat
                     Pencegahan     :  Makan makanan berkalori
                                                Membatasi kegiatan
     
      9. Kedinginan
                   Untuk penurunan suhu tubuh < 30ƒ C bisa menyebabkan kematian

Selain untuk makanan, beberapa jenis tumbuhan juga dapat dimanfaatkan sebagai obat. Tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat dapat dikelompokkan menjadi dua :
A)  Dimakan/diminum, contoh :
P Bratawali (Anamitra cocculus), tumbuhannya merayap. Terdapat di hutan, di kampung. Batangnya direbus, rasanya pahit. Gunanya sebagai obat anti demam, anti malaria , pembersih luka, penambah nafsu makan.
P Keji Beling’ngokilo (Strobilateses). Tumbuh di semak dan di hutan. Ambil daunnya, dimasak untuk obat pinggang dan infeksi/keracunan pada pencernaan.
P Sembung/sembung manis (Blumen Balsmifira). Jenis rumput-rumputan, terdapat di padang rumput yang banyak anginnya. Daunnya diseduh dengan air panas, dapat digunakan untuk sakit panas, sakit perut.
B)    Tumbuhan obat luar, untuk luka
Ø  Getah pohon Kamboja, untuk menghilangkan bengkak, juga untuk terkilir.
Ø  Air rebusan Bratawali untuk mencuci luika, juga air batang pohon randu (kapuk hutan).
Ø  Daun Sambiloto ditumbuk halus, atau daun Ploso untuki anti sengatan kalajengking.
Ø  Kirinyuh
C)    Tumbuhan Bermanfaat lainnya
š Tumbuhan penyimpan air : tumbuhan beruas (bamboo, rotan, dll), tumbuhan merambat, kantung semar, kaktus, dll.
š Tumbuhan pembuat atap/perlindungan : daun nipah, aren, sagu, dll.
š Pengusir ulat dan serangga : lemo
š Indikator air bersih : tespong, selada air
Kemudian ada pula tumbuhan beacun yang menimbulkan efek-efek tertentu, misalnya :
N  Getah pohon paku putih, dapat menyebabkan kebutaan
N  Getah pohon Rengas, ingas/semplop, sangat berbahaya karena merusak jaringan.
N  Getah jambu monyet menyebabkan gatal-gatal.
N  Buah aren mentah menyebabkan gatal-gatal.
N  Kecubung, beracun bila dimakan
N  Rarawean, dapat menyebabkan gatal-gatal dan pedih.
N  Daul pulus, dapat menyebabkan gatal-gatal dan panas.
N  Si Cantik Beracun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar